CONTOH TEKS PIDATO MAULID NABI

Tuesday, November 27, 2018 0 comments

PIDATO MEMPERINGATI MAULID NABI

Assalamualaikum,wr.wb.

Hadirin yang berbahagia.
Alhamdulillah wasyukurillah, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah swt. Karena atas kuasanya kita bisa berkumpul, bertatap muka/bermuajahah ditempat ini.
Shalawat beserta salam senantiasa terlimpahkan pada suritauladan umat manusia, yang membawa  jaman jahiliyyah ke era penuh cahaya. Tiada lain; yakni habibana, wanabiyyana, Muhammad Sallalahu Alaihi Wasalam
Tak lupa pada keluarganya, shabatnya, dan para pengikut beliau. Mudah2an kita dicatat sebagai umatnya. Amin ya rabbal alamin..
Dewan juri yang saya hormati,
Dalam kesempatan ini, saya perwakilan, kelas VI SDN Bumimulyo, insyaAllah akan menyampaikan uraian ceramah tentang Hikmah Muharram dan Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW, yang saya bingkis dalam paket hikmah berjudul 5M.
Apa itu 5M?
M yang pertama adalah mencontoh.
1. Mencontoh
Maksudnya adalah meneladani akhlak rasul dalam semua aspek kehidupan, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-ahzab ayat 21.
“sesungguhnya telah ada pada diri rasulullah suri tauladan yang baik”.
M yang kedua yaitu mengubah
2. Mengubah
Perubahan seperti apakah yang dimaksud? Selaras dengan nilai-nilai bulan muharram, perubahan yang dimaksud adalah Berhijrah dari prilaku yg negative menjadi positif.
– Berhijrah dari yang tadinya malas belajar menjadi rajin,
– Dari yang tidak pernah shalat menjadi shalat,
– Dan berhijrah dari jarang membaca quran jadi rutin
Hadirin yg berbahagia,
M yang ketiga, hikmah dari muharram dan mauled nabi Muhammad SAW adalah membiasakan.
3. Membiasakan
karena amalan yg  rutin walau sedikit, lebih disukai oleh Allah daripada amalan banyak yang sekaligus tapi jarang dilakukan.
Contohnya adalah adalah Puasa as-syura,
apa itu puasa Assyura? teman, tau tidak..?
Bu guru.. apa sih puasa assyura?
Puasa assyura adalah berpuasa pada tanggal 10 bulan Muharram. Hadist riwat muslim menyebutkan:
”Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram.”

4. Membaca Al-Qur’an dan hadits,
Dua wasiat dari rasul, atau bahasa kerennya: S.O.P. (Standar Operational Prosedur) yang berlaku di segala zaman, sebagai pedoman kita agar selamat di dunia dan akhirat.
5. Melantunkan shalawat pada Baginda Rasul,
Bagaimana caranya? hadirin baca shalawat bareng yu,
“shalatullah salamullah, ala thaha rasulillah
shalaatullah salamullah
ala yaasin habibillah”
Hadirin walhadirat Rahimakumullah,
Sebagai kesimpulan, dengan hikmah mauled nabi dan bulan Muharram ini mudah-mudahan kita bisa mengaplikasikan 5 M tadi dalam kehidupan sehari-hari.
M yang pertama yaitu Mencontoh,
M yang kedua Mengubah,
M yang ketiga adalah Membiasakan,
M yang keempat Membaca,
Dan M yang terkhir yaitu Melantunkan Shalawat kepada baginda Rasul Muhammad SAW.
Alhamdulillah kita disini dapat menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, namun ternyata itu saja tidak cukup, sebab
terselenggaranya acara :  ibarat awan.
meriahnya suasana : laksana hujan.
pelanginya adalah : mutiara hikmah dan perubahan.

Sekian dari saya,
Kurang dan lebihnya mohon dimaafkan, karena Reisha dalam tahap belajar.
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamualaikum wr.wb.





PIDATO  SINGKAT  PERINGATAN  MAULID  NABI  MUHAMMAD  SAW

 Assalamualaikum Wr. Wb.
Terlebih dahulu marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena denganrahmat dan karunia-Nya pada saat ini kita dapat memperingati hari Mulud Nabi Muhammad SAW dalam suasana cerah, sehat walafiat tak kurang sesuatu apapun.Semoga salam dan rahmat senantiasa terlimpah kepada junjungan kita Nabi !esarMuhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari "aman kegelapan ke "aman terang benderang yaitu dengan tegaknya agama islam.

 Hadirin sekalian yang berbahagia !

Peringatan Maulud Nabi yang biasanya diselenggarakan secara meluas di seluruh Tanah Airkita hendaknya tidak sekedar merupakan kegiatan upaccara yang bersifat lahiriah saja, tetapilebih dari itu hendaknya agar benar-benar merupakan kesempatan yang baik untuk merenungkankembali dan meresapi secara mendalam arti dan makna dari lahirnya seorang Nabi dan Rasul terakhir yang membawa petunjuk dari Allah yang Maha Agung yang memberikan suri Tauladan bagi seluruh umat manusia.

 Hadirin sekalian yang berbahagia !

Pada hakikatnya, mempercayai kebenaran wahyu yang telah dibawa oleh Nabi MuhammadSAW dan mengikuti suri tauladan yang telah diberikan olehnya adalah merupakan inti daripada#eringatan Maulud Nabi.&alam hal ini Allah telah berfirman dalam Surat Al-Ah"ab ' () 'Artinya '
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagiorang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”
&isamping itu Allah menegaskan lagi dengan firmannya Surat Ali imran  ayat ... Artinya '
“Katakanlah1jika kamu (benar"benar) men#intai Allah$ ikutilah Aku$ niscaya Allah mengasihidan mengampuni dosa"dosamu.  Allah Maha 'Pengampun lagi Maha 'Penyayang.””
dengan memperhatikan arti dan makna ayat-ayat tersebut diatas maka jelaslah bahwa peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW ini, juga merupakan kesempatan untuk mawas dirisampai dimana kesanggupan kita dalam mengikuti bimbingan dan suri tauladan yang telahdiberikan Oleh Nabi kita Muhammad SAW.

 Hadirin sekalian yang berbahagia !
dalam kesempatan yang berbahagia ini ada beberapa hal yang perlu kita renungkan bersama dalam rangka memetik suri tauladan yang telah dicontohkan dalam peri hidup dan kehidupan Nabi Muhammad SAW.&alam kehidupan berbangsa sebagai bangsa yang kini tengah membangun untuk menciptakan suatu hari depan yang lebih baik, banyak suri tauladan yang kita petik dari

 perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW baik sejak beliau masih muda maupun setelah diangkat sebagai Nabi, yaitu antara lain tauladan tentang gaya hidup sehari-hari. Kebahagiaan dan kenikmatan hidup yang dirasakan oleh Nabi Muhammad SAW, bukanlah terletak pada kemegahan hidup lahiriah, melainkan kebahagiaan dan kenikmatanyang ditemukan dalam kesederhanaan. Tuntutan hidup sederhana yang didukung oleh kepribadian yang teguh, budi pekerti yang luhur serta tingkah laku yang penuh kasih sayang dan lemah lembut merupakan mahkota keindahan yang menghiasi kehidupan Nabi Muhammad SAW    .  dengan memperhatikan berbagai riwayat kehidupan Nabi yang menggambarkan bagaimana gaya hidup dan pergaulan beliau dengan Orang-Orang disekitarnya, maka kesemuanya mencerminkan tingkah laku kesopanan dan kesederhanaan hidup.demikian apa yang dapat saya sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.Akhirnya
Wassalamualaikum Wr. Wb.



TEKS EKPOSISI BESERTA CONTOH KERANGKA EKPOSISI

Friday, November 16, 2018 0 comments

Kerangka Ekposisi
Topik : Pengaruh Negatif menggunakan pestisida bagi tanaman
Tesis
Menggunakan pestisida berlebihan bisa berpengaruh buruk bagi tanaman
Argumen I
Karena pupuk pestisida terbuat dari bahan-bahan kimia
Argumen II
Banyak dari masyarakat menggunakan pupuk tersebut. Pupuk yang terbuat dari bahan kimia
Argumen III
Dampak  negatif dari penggunaan pupuk pestisida tersebut dapat menyebabkan tanaman tumbuh kurang baik
Rekomendasi III
Sebaiknya masyarakat jangan sering menggunakan pupuk tersebut, karena terbuat dari bahan kimia dan bisa menyebabkan tanaman tumbuh kurang baik











Penggunaan Pestisida

Menggunakan pupuk pestisida jika berlebihan bisa berpengaruh buruk bagi tanaman. Tanamaan yang terlalu berlebihan menggunkan pestisida sangatlah berbahaya karena terbuat dari bahan-bahan kimia.
Banyak dari msyarakat kota manapun pedesaan jika menanam tumbuh-tumbuhan biasanya menggunakan pupuk tersebut. Dampak negatif dari penggunaan pestisida berakibat kurang baik bagi tanaman.
Karena menggandung banyak sekali bahan kimia oleh karena itu sebaiknya masyarakat jangan terlalu sering menggunakan pupuk pestisida berlebihan.
Sebab jika terlalu benyak menggunakan bisa memuat tanaman menjadi mati atau tidak tumbuh sempurna, dan pengaruh pupuk pestisida terhadap lingkungan sekitar bisa menyebabkan udara tidak baik. Pupuk pestisida juga berbahaya bagi kulit manusia dan dapat menyebabkan iritasi kulit.
Sebaiknya masyarakat jangan terlalu sering menggunakan pupuk pestisida karena jika berlebihan bisa menyebabkan tanaman mati, udara tidak baik dan iritasi kulit.

MATERI DAN CONTOH TEKS ANEKDOT, TEKS IKTISAR DAN TEKS HIKAYAT

0 comments

TEKS ANEKDOT

Pengertian Teks Anekdot
  • Teks Anekdot adalah cerita singkat yang di dalamnya mengandung unsur humor(lucu) dan mempunyai maksud untuk melakukan kritikan berupa sindiran lucu.
  • Teks Anekdot adalah cerita yang dapat membuat orang tertawa, tetapi memiliki makna.
Kedua pengertian teks anekdot diatas benar, kamu bisa mengambil salah satu pengertian diatas, atau bisa menyimpulkannya sendiri.
Struktur Teks Anekdot
Ada 5 struktur yang membangun sebuah teks anekdot, berikut ini strukturnya :
1.    Abstrak, yaitu gambaran umum tentang sebuah teks anekdot.
2.    Orientasi, yaitu latar belakang kenapa cerita teks anekdot terjadi.
3.    Krisis, yaitu bagian yang berisi pokok masalah dalam sebuah cerita.
4.    Reaksi, yaitu bagian penyelesaian masalah.
5.    Koda, yaitu bagian yang menutup cerita.
Ciri-ciri Teks Anekdot
  • Memiliki sifat humor/lucu, dan menyindir.
  • Bisa menceritakan manusia ataupun hewan.
  • Bisa juga cerita fakta, atau cerita fiksi imajinasi.
  • Menceritakan tokoh, atau kehidupan sehari-hari dilingkungan sekitar.
  • Terdapat tujuan pesan berupa kritikan.
Baca juga materi pelajaran : Mengkritik dan Memuji Materi Bahasa Indonesia
Kaidah Teks Anekdot
  • Mengandung kalimat perintah.
  • Mengandung kata predikat atau kata kerja.
  • Ceritanya runtut(sistematis).
  • Memakai kata keterangan waktu lampau.
  • Menggunakan konjungsi antar kalimat.
  • Dibuat sesuai dengan struktur teks anekdot, mulai abstrak hingga koda.
Contoh Teks Anekdot
Supir Taksi
Susi harus bekerja sampai larut malam dikantornya. Ketika ingin pulang Susi menyetop taksi untuk mengantarnya pulang.
“Kebon Jeruk ya Pak“
Sopir taksi itu hanya menggangguk, selama perjalanan tidak terjadi percakapan antara Susi dan Sopir Taksi, mungkin Susi merasa capek karena bekerja sampai larut malam. 20 menit lamanya keheningan terjadi, tiba-tiba Susi ingat bahwa uang yang dibawanya kurang untuk membayar ongkos taksi.
Susi lalu menepuk pundak Sopir taksi dengan maksud berhenti dulu didepan untuk mengambil uang di ATM.
Tapi tiba-tiba setelah pundaknya ditepuk oleh Susi Sopir taksi itu secara membabi buta membanting setirnya ke kanan kemudian ke kiri sambil berteriak secara histeris, sampai akhirnya taksi itu menabrak sebuah pohon.
Untung Susi dan Sopir Taksinya tidak mengalami luka yang cukup parah. Sopir Taksi itu kemudian meminta maaf kepada Susi.
“Maaf ya Bu, Ibu nggak apa-apa? Ibu sih make nepuk pundak saya, kagetnya setengah mati bu!!”
“Lho, masa sih ditepuk pundaknya aja kaget??
“Soalnya ini hari pertama saya jadi sopir Taksi, Bu”
“Emangnya pekerjaan bapak sebelumnya apa??“
“Selama 20 tahun saya jadi SOPIR MOBIL JENAZAH”
Tukang Daging
Suatu pagi lewatlah seorang penjual daging. “Dageeeng! Dageeeeennngg! !!” teriaknya.
Seorang ibu rumah tangga yang sedang sakit gigi sewot banget mendengar teriakan si tukang daging.
Ibu: “Hei tukang daging! Lu kagak punya otak ya….!!!??? ”
Tukang daging : “Wah kebetulan gak punya, Bu. Hari ini daging semua…”
Jadi itulah 2 Contoh Teks Anekdot, semoga menghibur.. hehehe gimana,, lucu ngak?.. Yuk kembali bahas tujuan teks anekdot.
Tujuan Teks Anekdot
1.    Untuk menghibur pembaca teks anekdot.
2.    Menyampaikan pesan kritikan dengan bentuk yang berbeda, yaitu lelucon.
3.    Sarana menyampaikan pesan dengan lelucon.
Oke, selesailah pembahasan kita kali ini tentang Materi Teks Anekdot Lengkap Pengertian, Struktur, Ciri, Kaidah, Contoh, Tujuan. Untuk selanjutnya kita juga akan membahas lebih dalam tentang teks anekdot, yaitu Menganalisis Contoh Teks Anekdot dan Strukturnya secara lengkap.












TEKS IKTISAR

Iktisar (pengertian, ciri, cara membuat iktisar, perbedaan sinopsis dan iktisar, dan contoh iktisar)
Hai gays, salam kenal untuk kalian semua, kali ini saya akan membagikan sedikit ilmu yang saya punya untuk kalian tersayang haha😂 , oke deh langsung aja tanpa banyak basa basi kali ini saya akan membahas tentang seputar ikhtisar yang meliputi pengertian ikhtisar, ciri-ciri, cara membuat iktisar, perbedaan sinopsis dan iktisar dan contoh iktisar, selamat membaca.

Pengertian Ikhtisar
Ikhtisar merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli yang tidak perlu memberikan isi dari seluruh karangan itu secara proporsional atau dengan kata lain ikhtisar merupakan bagian yang sangat penting setelah membuat kesimpulan dan rekomendasi. Ikhtisar mengandung topik persoalan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tersebut.
Menurut Juhara (2003) ikhtisar ialah penulisan butir-butir penting dalam sebuah buku.  Ciri-ciri ikhtisar adalah penulisannya tidak harus berurutan, boleh secara acak atau disajikan dalam bahasa pembuat ikhtisar tanpa mengubah tema wacana tersebut.
Jika sinopsis,  ikhtisar,  dan ringkasan yang sering muncul dalam tulisan resensi, ketiganya memiliki perbedaan,  namun sering digunakan untuk menjelaskan pokok-pokok isis buku. Jika ditanya tentang sinopsis dan ikhtisar adalah sama. Bedanya istilah sinopsis dapat digunakan saat meresensi buku fiksu,  dan ikhtisar dapar digunakan saat meresensi buku nonfiksi.

Ikhtisar berbeda dengan ringkasan walaupun kedua istilah itu sering disamakan tapi sesungguhnya keduanya berbeda, ringkasan merupakan penyajian singakt dari suatu karangan asli namun tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarang asli. Jadi dapat disimpulkan bahwa ringkasan merupakan keterampilan memproduksi hasil karya yang sudah ada dalam bentuk yang singkat.
Sedangkan ikhtisar tidak perlu mempertahankan urutan isi karangan asli, selain itu ikhtisar juga tidak perlu memberikan isi dari karangan secara profesional. Penulis ikhtisar dapat langsung mengemukakan inti atau pokok masalah dan problematika pemecahannya. Sebagai ilustrasi, beberapa bagian atau isi dari beberapa bab, dapat diberikan untuk menjelaskan inti atau pokok masalah tersebut. Sementara bagian atau pokok yang kurang penting dapat dihilangkan. Untuk bentuk ikhtisar lebih bebas dari pada ringkasan.

Ciri-Ciri Ikhtisar
Adapun untuk ciri-ciri ikhtisar yang diantaranya yaitu:
1. Merupakan tulisan baru yang mengandung sebagian gagasan dari teks;
2. Menggunakan kata-kata dari penyusun sendiri;
3. Tidak mengandung hal baru,  pikiran atau opini penyusun ikhtisar,  baik yang dimaksudkan secara sadar maupun tidak sadar.


Fungsi / Kegunaan Ikhtisar
Berikut ini merupakan fungsi dari ikhtisar antara lain yaitu:
1. Untuk mengembangkan ekspresi serta penghematan kata.
2. Memahami dan mengetahui isi sebuah buku atau karangan.
3. Membimbing dan menuntun seseorang agar dapat.

Cara Membuat Ikhtisar
Langkah langkah dalam membuat ikhtisar diantaranya yaitu:
1. Membaca naskah asli satu atau dua kali
2. Mencatat gagasan utama
3. Menyusun kerangka tulisan
4. Menulis ikhtisar
5. Mengecek kembali gagasan asli
6. Mengoreksi kesalahan bahasa dan kesalahan cetak.

Contoh Ikhtisar
Sekitar 30.000 hingga 50.000 orang berkumpul di kota Hiroshima, Jepang untuk mengenang peristiwa jatuhnya bom atom di kota itu pada tanggal 6 Agustus 1945 yang menewaskan sekitar 14.000 jiwa. Mereka bersama-sama mengheningkan cipta selama 60 detik dan melepaskan ratusan burung dara pada upacara peringatan ini. Upacara tersebut akan dilanjutkan pada hari kamis 9 Agustus 2001 di Kota Nagasaki yang 56 tahun yang lalu juga di bom AS sehingga menewaskan sekitar 70.000 orang pada peringatan itu Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi meminta kepada seluruh dunia untuk menghapus sejata nuklir.















TEKS HIKAYAT

Pengertian, Ciri-ciri, dan Unsur-unsur Hikayat Beserta Contohnya

Hikayat – Tentunya Anda pernah mendengar sebuah cerita tentang Hang Tuah dan Abu Nawas kan? Ya, keduanya termasuk hikayat. Tahukah Anda apa yang dimaksud dengan hikayat? Dalam artikel ini akan dibahas secara lengkap mengenai pengertian, ciri-ciri dan unsur-unsur dari hikayat.

Pengertian Hikayat

Hikayat merupakan salah satu karya sastra lama yang berbentuk prosa yang didalamnya mengisahkan tentang kehidupan dari keluarga istana, kaum bangsawan atau orang-orang ternama dengan segala kehebatan, kesaktian ataupun kepahlawanannya. Di dalamnya juga diceritakan tentang kekuatan, mukjizat dan segala keanehannya.
Hikayat berasal dari bahasa Arab, yakni haka yang mempunyai arti bercerita atau menceritakan. Fungsi dari hikayat adalah sebagai pembangkit semangat, penghibur atau pelipur lara, atau hanya untuk meramaikan suatu pesta.
Terkadang, hikayat ini mirip dengan cerita sejarah yang isinya banyak terdapat hal-hal yang tidak masuk akal dan penuh dengan keajaiban. Hikayat mulai berkembang pada masa Melayu klasik, sehingga banyak kata yang digunakan dalam hikayat mengandung bahasa Melayu klasik yang terkadang susah untuk dimengerti.

Ciri-ciri Hikayat

§  Hikayat termasuk dalam jenis prosa lama yang mempunyai beberapa ciri, diantaranya:
§  Hikayat menggunakan bahasa Melayu lama
§  Istana sentries, artinya pusat ceritanya berada didalam lingkungan istana
§  Pralogis, artinya banyak cerita didalam hikayat tidak dapat di terima oleh akal
§  Statis, artinya bersifat kaku dan tetap
§  Anonim, artinya tidak jelas siapa yang mengarang hikayat tersebut
§  Hikayat menggunakan kata arkhais, yakni kata-kata yang saat ini sudah tidak lazim digunakan, seperti syahdan dan sebermula.

Unsur-unsur Hikayat

Unsur-unsur yang terdapat dalam hikayat sebenarnya tidak jauh berbeda dengan jenis prosa lama yang lainnya. Hikayat dibangun oleh dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Unsur intrinsik dalam hikayat adalah unsur yang membangun cerita tersebut dari dalam. Sedangkan, unsur ekstrinsik adalah unsure yang membangun cerita tersebut dari luar.
Berikut ini adalah unsur-unsur intrinsik yang membangun sebuah hikayat:
§  Tema, tema adalah gagasan yang mendasari sebuah cerita.
§  Latar, latar adalah tempat, waktu, dan suasana yang tergambar dalam suatu cerita.
§  Alur, alur adalah jalinan peristiwa dalam sebuah cerita.
§  Amanat, amanat adalah suatu pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui sebuah cerita.
§  Tokoh, tokoh adalah pemeran di dalam cerita. Penokohan merupakan penggambaran watak seorang tokoh.
§  Sudut pandang, sudut pandang adalah pusat pengisahan darimana suatu cerita dikisahkan oleh si pencerita.
§  Gaya, gaya ini berhubungan dengan bagaimana si penulis menyajikan suatu cerita dengan menggunakan bahasa dan unsur-unsur keindahan lainnya.
Sedangkan unsur-unsur ekstrinsik dari hikayat biasanya berhubungan dengan latar belakang cerita, misal seperti latar belakang agama, adat, budaya dan lain-lain. Unsur ekstrinsik tersebut juga berhubungan dengan nilai/norma kehidupan dalam cerita, contohnya seperti nilai moral, nilai agama, nilai sosial, nilai budaya dan lain-lain.

Contoh Hikayat

“Hikayat Burung Cendrawasih”
Sahibul hikayat telah diriwayatkan dalam Kitab Tajul Muluk, mengisahkan seekor burung yang bergelar burung cenderawasih. Adapun asal usulnya bermula dari kayangan. Menurut kebanyakan orang lama yang arif mengatakan ianya berasal dari syurga dan selalu berdamping dengan para wali. Memiliki kepala seperti kuning keemasan.
Dengan empat sayap yang tiada taranya. Akan kelihatan sangat jelas sekiranya bersayap penuh adanya. Sesuatu yang sangat nyata perbedaannya adalah dua antena atau ekor ‘areil‘ yang panjang di ekor belakang. Barangsiapa yang melihatnya pastilah terpegun dan takjub akan keindahan dan kepelikan burung cenderawasih.
Amatlah jarang sekali orang memiliki burung cenderawasih. Ini kerana burung ini bukanlah berasal dari bumi ini. Umum mengetahui bahawa burung Cenderawasih ini hanya dimiliki oleh kaum kerabat istana saja. Hatta mengikut sejarah, kebanyakan kerabat-kerabat istana Melayu mempunyai burung cenderawasih. Mayoritas para peniaga yang ditemui mengatakan ia membawa tuah yang hebat.
Syahdan dinyatakan lagi dalam beberapa kitab Melayu lama, sekiranya burung cenderawasih turun ke bumi nescaya akan berakhirlah hayatnya. Dalam kata lain burung cenderawasih akan mati sekiranya menjejak kaki ke bumi. Namun yang pelik lagi ajaibnya, burung cenderawasih ini tidak lenyap seperti bangkai binatang yang lain.
Ini kerana ia dikatakan hanya makan embun syurga sebagai makanannya. Malahan ia mengeluarkan bau atau wangian yang sukar untuk diperkatakan. Burung cenderawasih mati dalam pelbagai keadaan. Ada yang mati dalam keadaan terbang, ada yang mati dalam keadaan istirahat dan ada yang mati dalam keadaan tidur.
Walau bagaimanapun, Melayu Antique telah menjalankan kajian secara rapi untuk menerima hakikat sebenarnya mengenai Burung Cendrawasih ini. Mengikut kajian ilmu pengetahuan yang dijalankan, burung ini lebih terkenal di kalangan penduduk nusantara dengan panggilan Burung Cenderawasih.
Cerita rakyat sudah tidak asing di telinga kamu. Kamu sering mendengar cerita rakyat, mungkin diceritakan oleh ayah atau ibu kamu saat kamu kecil. Sudahakah kamu mengenal cerita rakyat yang berupa hikayat?

            Cerita hikayat memiliki banyak ragam, salah satunya adalah hikayat. Hikayat merupakan cerita Melayu klasik yang menonjolkan unsur penceritaan berciri kemustahilan dan kesaktian tokoh-tokohnya.
            Hikayat adalah salah satu bentuk sastra karya prosa lama yang isinya berupa cerita, kisah, dongeng maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kekuatan/kesaktian, dan mukjizat sang tokoh utama.
            Menurut KBBI,  hikayat berarti karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang –undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, ataugabungan sifat- sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta, misalnya Hang Tuah, Perang Palembang, Seribu Satu Malam, dan lain- lain.


Ciri-ciri hikayat dapat dibedakan menjadi 9 yaitu:
1.             Anonim: Pengarangnya tidak dikenal
2.             Istana Sentris:  Menceritakan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan istana/kerajaan
3.             Bersifat Statis: Tetap, tidak banyak perubahan
4.             Bersifat Komunal: Menjadi milik masyarakat
5.             Menggunakan bahasa klise: Menggunakan bahasa yang diulang-ulang
6.             Bersifat Tradisional: Menentukan budaya/tradisi/kebiasaan yang dianggap baik
7.             Bersifat Didaktis: Didaktis moral maupun didaktis religius (Mendidik)
8.             Menceritakan Kisah Universal Manusia: Peperangan antara yang baik dengan yang buruk, dan dimenangkan oleh yang baik
9.             Magis: Pengarang membawa pembaca ke dunia khayal imajinasi yang serba indah

Macam-macam hikayat dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

Macam-macam Hikayat berdasarkan isinya:
1.             Cerita Rakyat
2.             Epos India
3.             Cerita dari Jawa
4.             Cerita-cerita Islam
5.             Sejarah dan Biografi
6.             Cerita berbingkat

Macam-macam Hikayat berdasarkan asalnya:

1.             Melayu Asli
            Contohnya:  Hikayat Hang Tuah, Hikayat Si Miskin, Hikayat Indera Bangsawan, Hikayat Malim Deman.
2.             Pengaruh Jawa
            Contohnya: Hikayat Panji Semirang, Hikayat Cekel Weneng Pati, Hikayat Indera Jaya.
3.             Pengaruh Hindu
            Contohnya: Hikayat Sri Rama, Hikayat Perang Pandhawa, Hikayat Sang Boma, Hikayat Bayan Budiman.
4.             Pengaruh Arab-Persia
            Contohnya: Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Bachtiar, Hikayat Seribu Satu Malam.

Unsur-Unsur Hikayat
      Alur (plot)
o   Merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab-akibat.
      Tema
o   Merupakan inti atau ide dasar sebuah cerita. Dan ide dasar itulah cerita dibangun oleh pengarangnya dengan memanfaatkan unsur-unsur intrinsik seperti plot, penokohan, dan latar. Tema merupakan pangkal tolak pengarang dalam menceritakan dunia rekaan yang diciptakannya.
      Penokohan
o   Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
     Sudut Pandang
o   Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita.
        Latar (setting)
o   Latar (setting) adalah keadaan tempat, waktu, dan suasana berlangsungnya suatu cerita
        Amanat
o   Amanat merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang ingin disampaikan pengarang pada pembaca melalui karyanya.

Hikayat banyak memiliki nilai kehidupan. Nilai- nilai  kehidupan tersebut dapat berupa nilai religius(agama), moral, budaya, sosial, edukasi(pendidikan), dan estetika(keindahan). Perhatikan contoh teks dan  analisis nilai yang terdapat dalam Hikayat Si Miskin berikut!

CONTOH TEKS
Hikayat dengan Menggunakan Bahasa Melayu
Hikayat Si Miskin
Ini hikayat cerita orang dahulu kala sekali peristiwa Allah Swt. menunjukkan kekayaan- Nya kepada hamba-Nya. Maka adalah seorang miskin laki bini berjalan mencari rizkinya berkeliling negara antah-berantah. Adapun nama raja di dalam negara itu Maharaja Indera Dewa. Namanaya terlalu amat besar kerajaan baginda itu. Beberapa raja di tanah Dewa itu takluk kepada baginda dan mengantar upeti kepada baginda setiap tahun.
Hatta, maka pada suatu hari  baginda sedang ramai dihadapi oleh segala raja-raja, menteri, hulubalang, rakyat sekalian di penghadapannay. Maka si msikin itupun sampailah kepenghadapan itu.setelah dilihat oleh orang banayak, si Miskin laki bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing rupanya. Maka orang banayk itupun ramailah tertawa seraya mengambil kayu dan batu. Maka dilemparilah akan si miskin itu kena tubuhnya habis bengkak –bengkak dan berdarah. Maka segala tubuhnya pun berlumur dengan darah. Maka orang pun gemparlah. Maka titah baginda,”Apakah yang gempar di luar itu?” Sembah segala raja –raja itu,”Ya Tuanku Syah Alam, orang melempar si Miskin Tuanku.” Maka titah baginda,”Suruh usir jauh-jauh!” Maka diusir oranglah akan si Miskin hingga sampailah ke tepi hutan. Maka orang banyak itupun kembalilah. Maka haripun malamlah. Maka bagindapun berangkatlah masuk ke dalam istananya itu. Maka segala raja- raja dan menteri, hulubalang rakyat sekalian itupun masing- masing pulang ke rumhnya.
Adapun akan si Miskin itu apabila malam iapun tidurlah di dalm hutan itu. Setelah siang hari, maka ia pun pergi berjalan masuk ke dalam negeri mencri rizkinya. Maka apbila sampailah dekat dengan kepada kampung orang. Apabila orang yang empunya kampung itu melihat akan dia. Maka diusirlah dengan kayu. Maka si Miskin itupun larilah. Ia lalu ke pasar. Maka apabila dilihat oleh orang pasar itu si Miskin datang, maka masing –masing pundatang ada yang melontari dengan batu, ada yang memalu dengan kayu. Maka si Miskin itupun larilah tunggang langgang, tubuhnya habis berlumuran dengan darah. Maka menangislah ia berseru – seru sepanjang jalaan itu dengan tersengat lapar dahaganya seperti alan matilah rsanya. Maka ia pun bertemu dengan tempat orang membuangkan sampah – sampah.  Maka berhentilah ia di sana. Maka dicaharinyalah di dalm sampah yang tertimbun itu barang yang boleh dimakan. Maka didapatinyalah ketupat yang sudah basi dibuangkan oleh orang pasar itu dengan buku tebu lalu dimakannya ketupat yang sebiji itu laki bini. Setelah sudah dimakannya ketupat itu maka barulah dimakannya buku tebu itu. Maka adalah segar sedikit rasanya tubuhnya karena beberapa lamanya tiada merasai nasi.
Hendak mati rasanya. Ia hendak meminta ke rumah orang takut. Jangankan diberi orang barang sesuatu, hampir kepada rumah orang itu pun tiada boleh. Demikianlah si Miskin itu sehari –hari.
Hatta, maka haripun petanglah. Maka si Miskin pun berjalanlah masuk ke dalam hutan tempatnya sediakala itu. Di sanalah ia tidur. Maka disapunyalah darah- darah yang di tubuhnya tiada boleh keluar karena darah itu sudah kering, maka si Miskin itupun tidurlah di dalam hutan itu. Setelah pagi hari, mak berkatalh si Miskin kepada isterinya,”Ya Tuanku, matilah rasaku ini. Sangatlah sakit rasanya tubuhku ini. Maka tiadalah berdaya lagi hancurlah rasanya rasanya anggotaku ini.” Maka iapun tersedu – sedu menangis. Maka terlalu belas rasa hati isterinya melihat laku suaminya demikian itu. Maka iapun menangis pula seraya mengambil daun kayu lalu dimamahnya. Maka disapukannyalah seluruh tubuh suaminya sambil ia berkata, “Diamlah, tuan jangan menangis.”
Maka selaku ini adapun akan si Miskin itu aslinya daripada raja keinderaan. Maka kena sumpah Batara Indera maka jadilah ia demikian itu. Maka adalah suaminya itu pun segarlah  segarlah sedikit tubuhnya. Setelah itu, maka suaminya pun masuk ke dalam hutan mencari ambat muda yang patut dimakannya. Maka dibawanyalah kepada isterinya. Maka demikianlah laki bini.
Hatta  beberapa lamanya maka isteri si Miskin itupun hamilah tiga bulan lamanya. Maka istrinya menangis hendak makan buah mempelam yang ada dalam taman raja itu. Maka suaminya itu pun terketukkan hatinya tatkala ia di Keinderaan menjadi raja tiada ia mau beranak. Maka sekarang tulah mudhorot. Maka baharulah hendak beranak seraya berkata kepada istrinya,”Ayo hai Adinada. Tuan hendak membunuh kakandalah rupanya ini. Tidakkah tuan tahu akan hal kita yang sudah lalu itu? Jangankan hendak meminta barang suatu, hampir kepada kampung tiada boleh.”
Setelah didengar oleh istrinya kata suaminya demikian itu, maka makinlah sangat ia menangis. Maka kata suamiya, “Diamlah tuan, jangan menangis! Berilah kakanda pergi mencaharikan tuan buah mempelam itu, jikalau dapat oleh kakanda akan berikan pada tuan.”
Maka istrinya itu pun diamlah. Maka suaminya itu pergilah ke pasar mencahari buah mempelam itu. Setelah sampai di orang berjualan buah mempelam, maka si Miskin itu pun berhentilah di sana. Hendak pun dimintanya takut ia akan dipalu orang. Maka kata orang yang berjualan buah mempelam,”Hai Miskin.  Apa kehendakmu?”
Maka sahut si Miskin, “Jikalau ada belas dan kasihan serat rahim tuan akan hamba orang miskin hamba ini minta diberikan yang sudah terbuang itu. Hamba hendak memohonkan buah mempelam tuan yang sudah busuk itu barang sebiji sahaja tuan.”
Maka terlalu belas hati sekalian ornag pasar itu yang mendengar kata si Miskin. Seperti hancurlah rasa hatinya. Maka ada yang memberikan buah mempelam, ada yang memberikan nasi, ada yang memberikan kain baju, ada yang memberikan buah-buahan. Maka si Miskin itupun heranlah akan dirinya oleh sebab diberi orang pasar itu berbagai jenis pemberian. Adapun akan dahulunya jangankan diberinya barang suatu hampirpun tiada boleh. Habislah dilemparnya dengan kayu dan batu. Setelah sudah ia berpikir dalam hatinya demikian itu, maka ia pun kembalilah ke dalam hutan mendapatkan istrinya.
Maka katanya, “Inilah tuan, buah mempelam dan segala buah-buahan dan makan-makanan dan kain baju.” Itupun diinjakkannyalah istrinya seraya menceritakan hal ihwalnya tatkala ia di pasar itu. Maka istrinya pun menangis tiada mau makan jikalau bukan buah mempelam yang di dalam taman raja itu.” Biarlah aku mati sekali.”
Maka terlalulah sebal hati suaminya itu melihatkan akan kelakuan istrinya itu seperti orang yang hendak mati. Rupanya tiadalah berdaya lagi. Maka suaminya itu pun pergilah menghadap Maharaja Indera Dewa itu. Maka baginda itupun sedang ramai dihadap oleh segala raja-raja.Maka si Miskin datanglah.Lalu masuk ke dalam sekali.Maka titah baginda,”Hai Miskin,apa kehendakmu?”maka sahut si Miskin,”Ada juga tuanku.”lalu sujud kepalanya lalu diletakkanya ke tanah,”Ampun Tuanku,beribu-ribu ampun Tuanku.Jikalau ada karenanya Syah Alam akan patuhlah hamba orang yang hina ini hendaklah memohonkan daun mempelam Syah Alam yang sudah gugur ke bumi itu barangkali Tuanku.
Maka titah baginda,”Hendak engkau buatkan apa daun mempelam itu?” Maka sembah si Miskin,”Hendak dimakan, Tuanku.” Maka titah baginda,”Ambilkanlah barang setangkai berikan kepada si Miskin ini”.
Maka diambilkan oranglah diberikan kepada si Miskin itu. Maka diambillah oleh si Miskin itu seraya menyembah kepada baginda itu. Lalu keluar ia berjala kembali. Setelah itu maka baginda pun berangkatlah masuk kedalam istananya maka segala raja-raja dan menteri hulubalang rakyat sekalian itupun masing-masing pulang kerumahnya. Maka si Miskin pun sampailah kepada tempatnya. Setelah dilihat oleh istrinya akan suaminya datang itu membawa buah mempelam setangkai. Maka ia tertawa-tawa. Seraya disambutnya lalu dimakannya.
Maka adalah antaranya tiga bulan lamanya.Maka ia pun menangis pula hendak makan nangka yang di dalam taman raja itu juga.Maka si Miskin itu pun pergilah pula memohonkan kepada baginda itu.Maka sujudlah pula ia kepada baginda.Maka titah baginda,”Apa pula kehendakmu hai Miskin?”
Maka sahut si Miskin,”Ya Tuanku, ampun beribu-ribu ampun.” Sahut ia sujud kepalanya lalu diletakkannya ketanah. Sahut ia berkata pula,”Hamba ini orang yang miskin. Hamba minta daun nangka yang gugur ke bumi, barang sehelai.” Maka titah baginda,”Hai Miskin, hendak kau buatkan apa daun nangka? Baiklah aku beri buahan barang sebiji.”Maka diberikan kepada si Miskin itu. Maka ia pun sujud seraya bermohon kembali mendapatkan istrinya itu.
Hatta maka dengan hal yang demikian itu maka genaplah bulannya.Maka pada ketika yang baik dan saat yang sempurna pada malam empat belas hari bulan.Maka bulan itu pun sedang terang.Maka pada ketika itu istri si Miskin itu pun beranaklah seorang anak laki terlalu amat baik parasnya dan elok rupanya.Maka dinamainya akan anaknya itu markaromah artinya anak didalam kesukaran.Maka dipeliharakannyalah anak itu.Maka terlalu amat kasih sayang nya akan anak itu.Tiada boleh bercerai barang seketika jua pun dengan anaknya Markaromah itu.
Hatta,maka dengan takdir Allah SWT menganugrahi kepada hambanya. Maka si Miskin pun menggalilah tanah hendak berbua tempatnya tiga beranak itu.Maka digalinyalah tanah itu hendak mendirikan tiang teratak itu.Maka tergalilah kepada sebuah telaju yang besar berisi emas terlalu banyak.Maka istrinya pun datanglah melihat akan emas itu.Seraya berkata kepada suaminya,”Adapun akan emas ini sampai kepada anak cucu kita sekalipun tada habis dibuat belanja”
sumber: buku paket bahasa Indonesia kurikulum 2013 edisi revisi 2016

Hikayat dengan Menggunakan Bahasa Indonesia
Hikayat Si Miskin
Dahulu kala,  ada sepasang suami istri berkeliling untuk mencari rizki di negara antah- berantah. Karena penampilannya, ia dijuluki si Miskin. Kerajaan tersebut dipimpin oleh Maharaja Indera Dewa. Beberapa raja di tanah tersebut tunduk kepada Baginda Raja Indera Dewa dan selalu mengantar upeti setiap tahun.
Pada suatu hari, semua orang baik para raja, menteri, prajurit maupun rakyat berkumpul di istana sang Maharaja. Situasi yang ramai semakin ramai saat melihat Si Miskin  di tengah –tengah mereka  dengan baju compang camping seperti terkoyak anjing. Melihat penampilan mereka yang jauh dari kata layak pakai, orang – orang  menertawakan mereka dan tak segan-  segan melempari mereka dengan kayu dan batu. Seluruh tubuh Si Miskin berlumuran darah dan bengkak – bengkak. “Apa yang terjadi? Kenapa ribut sekali” tanya Baginda saat mendengar keributan di istananya. “Orang – orang melempari Si Miskin, Yang Mulia” jawab raja yang lain. “Usir mereka jauh – jauh!”titah Baginda Raja Indera Dewa. Si Miskin di usir dari istana. Aktivitas di istana kembali seperti semula, ramai namun tenang tanpa kericuhan. Hari sudah beranjak malam,  seluruh raja, menteri, prajurit, serta rakyat itupun masing –masing pulang ke rumahnya.
Saat malam tiba, Si Miskin tidur di dalam hutan. Di siang hari, mereka pergi ke kampung untuk mencari makan. Namun, saat ke kampung bukan makanan apalagi uang yang mereka dapatkan,  malah pukulan dari kayu yang mereka dapatkan. Tidak hanya sampai di situ, saat mereka di pasar orang – orang melontari mereka dengan batu dan dipukul dengan kayu. Si Miskin lari tunggang langgang dengan tubuh berlumuran darah. Ia menangis tersedu –sedu di sepanjang  jalan dengan tersengat rasa lapar dan dahaga  dan kesakitan di sekujur tubuhnya. Ia berhenti di tempat pembuangan sampah dan memungut makanan yang masih bisa dimakan. Beruntung mereka mendapat sebuah ketupat yang bisa mereka makan. Mereka ingin meminta ke rumah orang tetapi takut. Jangankan diberi makan, hanya mendekati rumahnya saja ia sudah diusir terlebih dahulu. Itulah keseharian Si Miskin.
Hari sudah petang, Si Miskin kembali ke hutan tempat di mana ia tinggal. Setelah membersihkan darah-darah yang telah mengering di tubuhnya, mereka tidur di dalam hutan. Pagi hari, Si Miskin berkata kepada istrinya dengan menangis tersedu- sedu ,“Istriku, rasanya aku seperti ingin mati. Tubuhku rasanya hancur lebur karena rasa sakit ini.” Melihat keadaan suaminya, Sang Istri merasa kasihan dan ikut menangis. Dia mengunyah daun kayu hingga halus lalu dioleskan di tubuh suaminya berharap dapat mengobati luka- luka tersebut. “Diamlah, jangan menagis,”tutur Sang Istri menahan isakannya.
Sebenarnya, Si Miskin adalah seorang raja keinderaan yang dikutuk oleh Batara Indera hingga ia menjadi seperti itu. Tubuhnya sudah lebih segar. Kemudian, ia masuk ke dalam hutan untuk mencari ambat muda yang layak untuk dimakan ia dan istrinya.
Setelah beberapa lama kemudian, isteri si Miskin itu hamil. Diusia kandungan yang ketiga bulan, istrinya ingin makan buah mangga yang ada di dalam taman raja. Ia menangis sampai membuat si Miskin tak tega melihatnya. Terbayang dahulu di Keinderaan, saat ia menjadi raja ia tidak mau memiliki anak dan sekarang telah diberi keturunan. “Bagaiamana bisa Kakanda minta pada mereka setelah apa yang telah kita alami sebelumnya? Jangankan ingin meminta nasi sesuap, mendekati mereka saja tidak boleh,” tutur si Miskin.
Mendengar perkataan suaminya, sang istri menangis semakin hebat. “Tenanglah Adinda, jangan menangis. Kakanda akan mencarikan buah mangga itu, jika dapat kakanda akan berikan kepada adinda,”kata si Miskin. Sang istri pun tidak menangis lagi. Si Miskin pergi ke pasar mencari buah mangga. Setelah sampai di tempat orang yang berjualan mangga, ia takut dipukul orang karena meminta buah- buahannya. Kata penjual buah mangga,” Hai Miskin, Apa maumu?” “Jika dibolehkan, saya ingin meminta buah yang sudah busuk itu satu saja untuk istri saya yang tengah mengandung,” sahut si Miskin.
Karena kasihan dengan si Miskin, orang – orang yang bersimpati padanya ada yang memberikan buah mangga, nasi, baju, dan buah-buahan lainnya. Si Miskin pun keheranan, bagaimana mungkin sekarang ia mendapatkan berbagai pemberian, di saat dulunya ia hanya mendapatkan pukulan kayu dan lemparan batu. Setelahnya, ia kembali ke dalam hutan menemui istrinya. “Ini adinda, buah mangga yang kamu pinta dan buah-buahan, makanan, serta baju,” tutur Si Miskin. Mengalirlah cerita yang ia alami di pasar tadi, bagaimana dan apa yang terjadi di sana kepada istrinya. Sang istri pun menangis kembali, tatkala ia mengetahui buah mangga itu bukan berasal dari taman raja melainkan dari pasar. “Biarkan saja aku mati,”tandasnya.
Si Miskin kesal saat istrinya seperti mengatakan ingin mati, sungguh ia tidak tega. Dengan tekadnya, ia menghadap Maharaja Indera Dewa. Setibanya di istana, keramaian melingkupi Maharaja Indera Dewa. “Hai, Miskin, apa maumu?” tutur Maharaja melihat kedatangan si Miskin saat raja- raja sedang menghadapnya.  “Yang Mulia,”sahut si Miskin lalu bersujud kepada Maharaja. “Ampun Yang Mulia, ampun beribu –ribu ampun, jikalau boleh hamba orang yang hina ini meminta buah mangga yang sudah jatuh di taman Yang Mulia,”pinta si Miskin. “Hendak kau apakan buah mangga itu?”kata Maharaja. “Hendak dimakan, Yang Mulia,”sahut si Miskin. “Ambilkan buah mangga dan berikan kepada si Miskin ini,”titah sang Maharaja pada pengawalnya. Setelah mendapatkan buah mangga itu, si Miskin menyembah kepada sang Maharaja kemudian kembali ke dalam hutan. Istrinya menyambut dengan suka cita buah mangga yang dibawakan suaminya dan memakannya dengan hati gembira.
Tiga bulan kemudian, sang istri ingin memakan nangka yang di dalam taman raja juga. Si Miskin kembali menghadap sang Maharaja. “Apa lagi maumu, hai Miskin?”tanya Maharaja. “Yang Mulia, ampun beribu ampun,”  sahutnya sembari bersujud. “Hamba ini orang miskin. Bolehkah hamba meminta daun nangka yang gugur barang sehelai saja?”lanjutnya. “Hendak kau apakan daun nangka itu? Baiklah aku beri satu buah nangka saja,” tutur sang Maharaja. Si Miskin pun bersujud dan berterimakasih.
Sesudahnya, ia kembali ke dalam hutan dan menyerahkan buah nangka itu. Selama istrinya hamil, ia banyak mendapat makanan- makanan, beras, baju, dan segala perkakas – perkakas dari orang yang bersimpati padanya.
Terang bulan, istri si Miskin melahirkan seorang anak laki- laki yang begitu rupawan. Anak itu mereka namai Markaromah yang artinya “Anak di dalam kesukaran”. Mereka merawat anak mereka dengan penuh kasih sayang.
Karena takdir Tuhan si Miskin yang menggali tanah menemukan sebuah telaju besar berisi emas yang banyak. Istrinya pun datang dan melihat lalu berkata,”Adinda yakin, emas ini tidak akan habis tujuh turunan.” Sejak saat itu, si Miskin menjadi orang yang kaya.

Identifikasi Nilai – Nilai dalam Hikayat

Nilai
Konsep nilai
Kutipan Teks
Agama
·         Percayalah pada Tuhan bahwa Dialah yang menentukan nasib manusia.
Karena takdir Tuhan si Miskin yang menggali tanah menemukan sebuah telaju besar berisi emas yang banyak.
Sosial
·         Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.
·         Hendaknya kita mau berbagi untuk meringankan beban orang lain.
Karena kasihan dengan si Miskin, orang – orang yang bersimpati padanya ada yang memberikan buah mangga, nasi, baju, dan buah-buahan lainnya.
Budaya
·         Budaya menyembah seorang raja / tunduk kepada raja
“Yang Mulia,”sahut si Miskin lalu bersujud kepada Maharaja.
Moral
·         Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala hal di dalam hidup kita.
Mendengar perkataan suaminya, sang istri menangis semakin hebat. “Tenanglah Adinda, jangan menangis. Kakanda akan mencarikan buah mangga itu, jika dapat kakanda akan berikan kepada adinda,”kata si Miskin. Sang istri pun tidak menangis lagi.





Followers

© 2009 ONO NEWS. Powered by Blogger
Free blogger template Designed by Newwpthemes.com Converted by Bloggerspan